Super Kawaii Cute Cat Kaoani

Minggu, 14 Januari 2018

TUGAS PENGANTAR BISNIS
PERAMALAN / FORECASTING BISNIS RETAIL DAN BISNIS ONLINE ( DIGITAL ) DI ERA MENDATANG


NAMA : OKTAVIA PUTRI AGUSTINUS
KELAS : 1EB09
NPM : 24217653
JURUSAN : AKUNTANSI
FAKULTAS : EKONOMI
TAHUN : 2018



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Mendengar kata forecasting bisnis retail dan bisnis online, mungkin banyak orang yang tidak mengetahui apa itu forecasting. Peramalan (Bahasa Inggris = Forecasting) adalah suatu teknik analisa perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif untuk memperkirakan kejadian dimasa depan dengan menggunakan referensi data-data di masa lalu

B.     RUMUSAN MASALAH 
Dalam artikel ini saya akan membahas :
1.      Pengertian Peramalan ( Forecasting )
2.      Pengertian Bisnis Retail
3.      Pengertian Bisnis Online ( Digital )
4.      Peramalan / Forecasting Bisnis Retail dan Bisnis Online ( Digital ) di Era Mendatang

C.     TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan artikel ini untuk mengetahui, Pengertian Peramalan ( Forecasting ), Pengertian Bisnis Retail, Pengertian Bisnis Online( Digital ), Peramala ( Forecasting ) Bisnis Retail dan Bisnis Online ( Digital ) di Era Mendatang

BAB II
ISI
A.      PENGERTIAN
1.   PENGERTIAN PERAMALAN ( FORECASTING )
Peramalan (Bahasa Inggris = Forecasting) adalah suatu teknik analisa perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif untuk memperkirakan kejadian dimasa depan dengan menggunakan referensi data-data di masa lalu. Peramalan bertujuan untuk memperkirakan prospek ekonomi dan kegiatan usaha serta pengaruh lingkungan terhadap prospek tersebut.
Peramalan atau Forecasting merupakan bagian terpenting bagi setiap perusahaan ataupun organisasi bisnis dalam setiap pengambilan keputusan manajemen. Peramalan itu sendiri bisa menjadi dasar bagi perencanaan jangka pendek, menengah maupun jangka panjang suatu perusahaan. Di dalam sebuah peramalan (forecasting) dibutuhkan sedikit mungkin kesalahan (error) di dalamnya. Agar dapat meminimalisir tingkat kesalahan tersebut, maka akan lebih baik jika peramalan tersebut dilakukan dalam satuan angka atau kuantitatif.

Berikut ini beberapa pengertian atau definisi peramalan atau forecasting dari beberapa sumber buku:

a)     Menurut Nasution dan Prasetyawan (2008:29), peramalan adalah proses untuk memperkirakan beberapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.
b)     Menurut Sumayang (2003:24), peramalan adalah perhitungan yang objektif dan dengan menggunakan data-data masa lalu, untuk menentukan sesuatu di masa yang akan datang. 
c)     Menurut Supranto (2000), ramalan merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Ramalan bisa bersifat kualitatif, artinya tidak berbentuk angka dan bisa bersifat kuantitatif, artinya berbentuk angka, dinyatakan dalam bilangan. 
d)     Menurut Heizer dan Render (2009:162), peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data historis dan memproyeksikannya ke masa mendatang dengan suatu bentuk model matematis. Selain itu, bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau dapat juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manajer.
e)     Menurut Murahartawaty (2009:41), peramalan adalah penggunaan data masa lalu dari sebuah variabel atau kumpulan variabel untuk mengestimasi nilainya di masa yang akan datang. Jika kita dapat memprediksi apa yang terjadi di masa depan maka kita dapat mengubah kebiasaan kita saat ini menjadi lebih baik dan akan jauh lebih berbeda di masa yang akan datang. Hal ini disebabkan kinerja di masa lalu akan terus berulang setidaknya dalam masa mendatang yang relatif dekat
.
Tujuan dan Fungsi Peramalan (Forecasting) 
Fungsi peramalan atau forecasting terlihat pada saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan apa yang akan terjadi pada waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila kurang tepat ramalan yang kita susun, maka masalah peramalan juga merupakan masalah yang selalu kita hadapi (Ginting, 2007).

Menurut Heizer dan Render (2009:47), peramalan atau forecasting memiliki tujuan sebagai berikut:
a)   Untuk mengkaji kebijakan perusahaan yang berlaku saat ini dan dan di masa lalu serta melihat sejauh mana pengaruh di masa datang. 
b)  Peramalan diperlukan karena adanya time lag atau delay antara saat suatu kebijakan perusahaan ditetapkan dengan saat implementasi. 
c)   Peramalan merupakan dasar penyusutan bisnis pada suatu perusahaan sehingga dapat meningkatkan efektivitas suatu rencana bisnis.

Jenis-jenis Peramalan (Forecasting) 
Berdasarkan horizon waktu, peramalan atau forecasting dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Herjanto, 2008:78):
a)   Peramalan jangka panjang, yaitu yang mencakup waktu lebih besar dari 18 bulan. Misalnya, peramalan yang diperlukan dalam kaitannya dengan penanaman modal, perencanaan fasilitas dan perencanaan untuk kegiatan litbang.
b)  Peramalan jangka menengah, yaitu mencakup waktu antara 3 sampai 18 bulan. Misalnya, peramalan untuk perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan perencanaan tenaga kerja tidak tetap.
c)   Peramalan jangka pendek, yaitu mencakup jangka waktu kurang dari 3 bulan. Misalnya, peramalan dalam hubungannya dengan perencanaan pembelian material, penjadwalan kerja dan penugasan karyawan.

Berdasarkan fungsi dan perencanaan operasi di masa depan, peramalan atau forecasting dibagi menjadi tiga jenis, yaitu (Heizer dan Render, 2009:47):

a)   Peramalan ekonomi (economic forecast), peramalan ini menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator perencanaan lainnya. 
b)  Peramalan teknologi (technological forecast), peramalan ini memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan yang baru. 
c)   Peramalan permintaan (demand forecast), adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan perusahaan. Proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini juga disebut peramalan penjualan yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran, dan sumber daya manusia.

Berdasarkan jenis data ramalan yang disusun, peramalan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Saputro dan Asri, 2000:148):
a)   Peramalan kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil ramalan yang dibuat sangat tergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena peramalan tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang bersifat intuisi, pendapat, dan pengetahuan serta pengalaman dari penyusunnya. Biasanya peramalan secara kualitatif ini didasarkan atas hasil penyelidikan, seperti pendapat salesman, pendapat sales manajer pendapat para ahli dan survey konsumen. 
b)  Peramalan kuantitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data penjualan pada masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat tergantung pada metode yang dipergunakan dalam peramalan tersebut. Penggunaan metode yang berbeda akan diperoleh hasil yang berbeda pula.

Berdasarkan sifat penyusunannya, peramalan dibagi menjadi dua jenis, yaitu (Ginting, 2007)
a)   Peramalan subjektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas perasaan atau intuisi dari orang yang menyusunnya. 
b)  Peramalan objektif, yaitu peramalan yang didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, dengan menggunakan teknik-teknik dan metode-metode dalam penganalisaan data tersebut.

2.   PENGERTIAN BISNIS RETAIL
Pengecer atau penjualan eceran atau dikenal dengan istilah ritel adalah kegiatan bisnis perdagangan (penjualan barang atau jasa) yang langsung disalurkan kepada konsumen akhir untuk digunakan sebagai kebutuhan pribadi, keluarga atau keperluan rumah tangga bukan untuk dijual kembali. Pengecer merupakan perantara dalam sistem saluran pemasaran, dimana pengecer mendapatkan barang dari produsen dan atau pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada konsumen akhir.

Berikut ini beberapa pengertian pengecer, perdagangan eceren, penjualan eceran atau ritel dari beberapa sumber buku:
a)    Menurut Hendri Ma’ruf (2005:71), ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada perorangan untuk keperluan diri sendiri, keluarga atau rumah tangga. Sedangkan pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyarakat sebagai konsumen, ritel perorang atau peritel kecil memiliki jumlah gerai bervariasi, mulai dari satu gerai hingga lebih. 
b)    Menurut Tjiptono (2008:191), Pedagang eceran (retailling) merupakan semua kegiatan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk pemakaian pribadi dan rumah tangga, bukan untuk keperluan bisnis. 
c)     Menurut Kotler (2007:592), usaha eceran (retailing) adalah semua kegiatan yang melibatkan penjualan barang dan jasa secara langsung kepada konsumen akhir untuk penggunaan pribadi bukan untuk bisnis. 
d)    Menurut Gilbert (2003:6), ritel adalah semua usaha bisnis yang mengarahkan secara langsung kemampuan pemasarannya untuk memuaskan konsumen akhir berdasarkan organisasi penjualan barang dan jasa sebagai inti dari distribusi. 
e)     Menurut Berman dan Evan (2007:3), penjualan eceran adalah tingkat terakhir dari proses distribusi, yang di dalamnya terdapat aktivitas bisnis dalam penjualan barang atau jasa kepada konsumen.

Tujuan dan Fungsi Penjualan Eceran (Ritel)
Perdagangan eceran melakukan aktivitas pengemasan menjadi bagian yang lebih kecil, menyimpan persediaan, menyediakan jasa agar pelanggan dapat memperoleh barang dengan mudah. Tujuan penjualan eceran (ritel) antara lain adalah sebagai berikut (Weits dkk, 2007:4):

a)   Menciptakan tersedianya pilihan akan kombinasi sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. 
b)  Memberikan penawaran produk dan jasa pelayanan dalam unit yang cukup kecil sehingga memungkinkan para konsumen memenuhi kebutuhannya. 
c)   Menyediakan pertukaran nilai tambah dari produk (ready exchange of value).
d)  Mengadakan transaksi dengan para konsumen-nya.

Sedangkan menurut Sudjana (2005:117), terdapat empat tujuan perdagangan eceran atau retail, yaitu sebagai berikut:
a)   Perantara antara distributor dengan konsumen akhir. 
b)  Penghimpunan berbagai kategori jenis barang yang menjadi kebutuhan konsumen. 
c)   Tempat rujukan untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan konsumen.
d)  Penentu eksistensi barang dari manufaktur di pasar konsumen.

Adapun fungsi perdagangan eceran atau ritel menurut Utami (2008:8-9) adalah sebagai berikut:
a)   Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa. Konsumen selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap berbagai jenis produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai peritel, mereka berusaha menyediakan beraneka ragam produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen. 
b)  Memecah (breaking bulk). Memecah (breaking bulk) di sini berarti memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil, yang akhirnya menguntungkan produsen dan konsumen.
c)   Penyimpan persediaan. Fungsi utama ritel adalah mempertahankan persediaan yang sudah ada, sehingga produk akan selalu tersedia saat konsumen menginginkannya. 
d)  Penyedia jasa. Dengan adanya ritel, maka konsumen akan mendapat kemudahan dalam mengkonsumsi produk-produk yang dihasilkan produsen. 
e)   Meningkatkan nilai produk dan jasa. Dengan adanya beberapa jenis barang atau jasa, maka untuk suatu aktivitas pelanggan dapat ditingkatkan manfaat yang diperoleh oleh pelanggan dari nilai yang diperoleh dari produk/jasa tersebut.


Jenis-jenis Penjualan Eceran (Ritel)
Pedangan eceran yang memiliki toko atau disebut pengecer toko (Store Retailers), dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut (Kotler dan Armstrong, 2003:216):
a)   Toko Barang Khusus (Specialty Store). Lini produk yang sempit dengan keragaman yang dalam. Toko pakaian adalah toko lini tunggal; toko pakaian pria adalah toko lini terbatas; dan toko kemeja pesanan pria adalah toko yang sangat khusus.
b)  Toko Serba Ada (Departement Store). Beberapa lini produk, biasanya pakaian, perlengkapan rumah dan barang kebutuhan keluarga dengan masing-masing lini yang ditempatkan sebagai bagian tersendiri yang dikelola pembeli khusus atau pedagang khusus.
c)   Pasar Swalayan (Supermarket). Usaha yang relatif besar, berbiaya rendah, bermarjin rendah, bervolume tinggi, swalayan yang dirancang untuk melayani semua kebutuhan untuk makanan, sarana mencuci, dan produk-produk keluarga. 
d)  Toko Kenyamanan (Convenience Store). Toko yang relatif kecil dan terletak dekat daerah pemukiman, menjual lini terbatas produk-produk kenyamanan dengan tingkat perputaran yang tinggi dan harga yang sedikit lebih tinggi. 
e)   Toko Diskon (Discount Store). Barang dagangan standar yang dijual dengan harga yang lebih murah, dengan marjin yang lebih rendah dan volume yang lebih tinggi. 
f)    Pengecer Potongan Harga (Off-Price Retailer). Barang dagangan yang dibeli di bawah harga pedagang besar biasa dan dijual di bawah harga eceran. 
g)   Gerai Pabrik (Factory Outlet). Dimiliki dan dijalankan produsen dan biasanya menjual barang-barang yang berlebihan, tidak diproduksi lagi, atau tidak biasa.
h)  Pengecer potongan harga independen (Independent off-price retailer). Dimiliki dan dijalankan pengusaha atau divisi perusahaan eceran yang lebih besar. 
i)    Klub gudang atau klub pedagang besar (warehouse clubs atau wholesale clubs). Menjual pilihan terbatas jenis produk kebutuhan pokok, perlengkapan rumah tangga, pakaian bermerek dan berbagai jenis barang lain dengan diskon yang sangat besar bagi anggota-anggota yang membayar iuran keanggotaan tahunan. 
j)    Toko Besar (Superstore). Ruang penjualan sekitar 35.000 kaki persegi yang ditujukan untuk memenuhi seluruh kebutuhan konsumen untuk jenis produk makanan dan non-makanan yang dibeli rutin. 
k)  Toko Kombinasi (Combination stores). Toko gabungan makanan dan obat yang memiliki ruang penjualan rata-rata 55.000 kaki persegi. 
l)    Hiperpasar (Hypermarkets). Berkisar antara 80.000 hingga 220.000 kaki persegi dan menggabungkan pasar swalayan, toko diskon, dan eceran gudang. 
m)Ruang Pameran Katalog. Pilihan yang sangat banyak barang-barang berharga tinggi, mengalami perputaran cepat, dan bermerek dengan harga diskon.

               Pedagang eceran yang tidak memiliki toko atau disebut pengecer tanpa toko (Non-Store Retailers), dibagi menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut (Kotler dan Armstrong, 2003:538):
a)   Penjualan langsung (Direct Selling). Penjualan langsung disini tidak termasuk penjualan dari bisnis ke bisnis. Kegiatan ini dimulai dari pedagang keliling dan terus berkembang menjadi industry yang besar. Penjualan ini dilakukan oleh para wira-niaga langsung kepada pemakai akhir.
b)  Penjual satu-satu (One to One Selling). Penjualan dilakukan oleh wira-niaga dengan cara mengunjungi tempat tinggal konsumen satu per satu serta berusaha mendapatkan pesanan pembelian. 
c)   Penjual satu ke banyak (One to Party Selling). Seorang wira-niaga akan datang ke rumah seorang konsumen dan mengundang teman atau tetangganya untuk melihat demonstrasi produk. 
d)  Pemasaran Jaringan (Network Marketing-MLM). Perusahaan memilih para usahawan untuk berperan sebagai distributor. Distributor lalu akan memilih beberapa anggota baru sebagai agen. Para agen kemudian akan memilih beberapa orang lain lagi untuk menjual produk perusahaan kepada para pembeli yang potensial.
e)   Pemasaran Langsung (Direct Marketing). Pemasaran langsung dimulai dari katalog dan surat pos, bahkan sekarang telah berkembang berbagai cara baru yang modern, seperti pemasaran melalui telepon (Telemarketing), pemasaran melalui TV (Home Shopping), maupun informasi berbelanja melalui elektronik (infomercial). 
f)    Mesin Penjual Otomatis (Automatic Vending). Mesin penjual otomatis ini memiliki beberapa keunggulan, seperti penjualan 24 jam sehari, serta mudah ditemukan di banyak tempat yang strategis. 
g)   Jasa Pembelian (Buying Service). Suatu pengecer tanpa toko yang melayani konsumen khusus, seperti sekolahan, rumah sakit, ataupun lembaga pemerintahan. Anggota organisasi tersebut dapat menjadi anggota jasa pembelian dan mereka boleh membeli berbagai produk dengan harga diskon.

3.   PENGERTIAN BISNIS ONLINE ( DIGITAL )
“Segala bentuk kegiatan/usaha yang kita lakukan melalui sebuah akses internet untuk menghasilkan uang” inilah yang dinamakan pengertian bisnis  online.
Aktivitas dari bisnis online sendiri meliputi kegiatan jual beli barang/jasa yang dilakukan secara online. Jadi, dalam kegiatan bisnis online kalian bisa menjual apa saja, termasuk keahlian/keterampilan pun bisa kalian jual.“Lalu siapa saja yang bisa menjalankan bisnis ini?”. Semua orang pasti bisa menjalankan bisnis ini.
Manfaat Dari Bisnis Online.
Ada beberapa manfaat yang didapatkan ketika menjalankan bisnis ini.
a)    Tidak memerlukan modal  yang besar.
Tidak perlu membayar uang bulanan untuk mendaftar sebagai member baru. Dan tidak perlu melakukan investasi dalam nominal sekian untuk menjalankan bisnis ini. Lantas, apa saja yang diperlukan untuk memulai binis ini? Yang diperlukan hanyalah sebuah laptop/handphone dan koneksi internet saja. Jadi peralatan inilah yang menjadi aset untuk menjalankan bisnis online.
b)     Dapat menjadi  salah satu usaha sampingan yang cocok dilakukan bagi siapa pun.
Mudahnya untuk mengakses internet yang dapat dilakukan selama 24 jam. Sehingga bisnis online ini cocok untuk dilakukan bagi para pelajar, mahasiswa, ibu  rumah tangga maupun seorang karyawan tanpa mengganggu jam belajar/kerja mereka.
c)     Tidak memerlukan biaya sewa karyawan dan tempat
Dalam kegiatan bisnis online yang bertindak sebagai owner, marketer, sekaligus menjadi publisher adalah diri sendiri. Sedangkan untuk media/tempat yang nanti akan dipakai sendiri untuk menjalankan bisnis online, bisa memanfaatkan dengan adanya sebuah blog/Youtube yang bisa Anda gunakan secara cuma – cuma ( Gratis ). Tentu berbeda ketika menjalankan bisnis offline di dunia nyata, yang dimana memerlukan sebuah kantor ataupun kios serta membutuhkan karyawan untuk menjalankan kegiatan bisnis tersebut.
d)    Produk yang dijual banyak macamnya
Jadi, didalam dunia bisnis online, banyak jenis produk yang bisa dijual. Mulai dari produk fisik, produk digital bahkan hingga jasa pun bisa dijual. Contohnya seperti: pakaian, elektronik,jasa penjualan tiket, jasa penjualan pulsa token listrik, penjualan ebook, jasa design dan masih banyak lagi. Jadi, tidak perlu bingung untuk memilih produk apa yang nantinya akan dijual.

4.   PERAMALAN / FORECASTING BISNIS RETAIL DAN BISNIS ONLINE ( DIGITAL ) DI ERA MENDATANG
Di era sekarang bisnis retail dan bisnis online semakin meningkat. Banyak orang-orang yang menanamkan modalnya untuk bisnis ini. Bayangkan, apa yang terjadi di era yang akan datang? Apakah semakin meningkat drastis? Atau mulai menurun? Menurut saya, bisnis ini akan berangsur-angsur meningkat dikarenakan banyak kreativitas/ide yang bermunculan dari orang-orang yang berbakat dalam mengendalikan situasi di era sekarang. Begitu pula dengan bisnis online, selain mudah dan aman dikarenakan ada E-COMMERCE bisnis online juga menjadi ajang untuk promosi barang yang diproduksi sendiri atau layanan jasa seperti gambar, tiketing dsb. Jadi kita tidak perlu bersusah payah mencari barang yang kita perlukan di luar yang belum tentu barang yang dicari itu ada.

BAB III
PENUTUP
A.      KESIMPULAN
Peramalan / forecasting adalah suatu teknik analisa perhitungan yang dilakukan dengan pendekatan kualitatif maupun kuantitatif untuk memperkirakan kejadian dimasa depan dengan menggunakan referensi data-data di masa lalu. Jika ingin berbisnis retail atau online, kita harus belajar juga tentang peramalan / forecasting untuk pembekalan kita saat membuka usaha.

BAB IV
REFERENSI